Saya Bukan Jenius

Sekedar refleksi pribadi lagi..

Seminggu terakhir ini, saya ikuti sebuah aktivitas baru lagi bagi saya. Ya, benar-benar baru dan sama sekali nggak punya dasarnya. Sebuah aktivitas yang di luar keseharian saya sebagai tukang ketik orang IT. Bukan aktivitas main-main yang hanya akan berjalan sementara, tapi memang saya niatkan dengan investasi juga.

Dari aktivitas ini saya mengambil hikmah juga loh. Hikmah paling menancap di benak saya waktu pulang naek sepeda motor sambil mikir, adalah bahwa “saya bukanlah jenius”.

Bukan sombong, tapi memang saya tergolong orang yang cukup pintar di lingkungan saya. Saya menyadari bahwa ini adalah anugerah yang diberikan Allah SWT dan saya tidak memungkirinya. Sesuatu yang saya dalami kebanyakan jadi lebih baik dibandingkan orang yang mendalaminya juga pada waktu yang sama. Pernah muncul pikiran di otak saya, bahwa saya ini jenius.

Tapi dari aktivitas baru ini, saya kembali disadarkan. Setelah kegiatan seleksi calon PPAN 2011 lalu yang telah meng-nol-kan saya, kali ini saya kembali di-nol-kan lagi. Bagaimana bisa?

Saya melihat senior-senior yang melakukan aktivitas sama, mereka hebat-hebat. Tetapi waktu saya mencoba langkah-langkah yang bahkan adalah dasar, ternyata sangat sulit bagi saya untuk mengingatnya, apalagi mempraktekkannya. Kalau gini, kenapa dulu sempat kepikiran kalau saya ini jenius ya? Sama sekali nggak padahal.

Setelah saya ingat-ingat kembali, ternyata apa yang saya miliki ini bukanlah hasil dari kejeniusan semata, tetapi karena ketekunan dan kerja keras. Kenapa saya lebih pintar programming dibandingkan teman-teman kampus saya? Karena dulu sewaktu mata kuliah programming, saya menghabiskan waktu luang saya untuk oprek-oprek kode di depan laptop. Mengapa saya lebih cepat mengetik dibandingkan teman-teman lainnya? Karena saya juga belajar mengetik cepat dalam waktu yang tidak singkat. Ya, semua dengan kerja keras dan ketekunan. IQ dan kecerdasan, itu cuma faktor pendukung.

Ya, itu berarti saya harus tekun menjalani aktivitas saya yang baru ini. Dengan seabreg kegiatan saya, saya harus bisa bagi waktu. Kadang-kadang pingin bisa nganggur bener-bener nganggur seminggu aja. Tapi ternyata nggak bisa. Gak masalah sih, toh semua kegiatan saya mengasyikkan kok untuk saya. Hehehe..

Gelas yang penuh, tidak akan bisa diisi dengan air lagi. Karena itu, selalu kosongkan kembali gelas tersebut agar air baru bisa masuk.

Terus ada teman juga yang nanya, “kamu kok bisa sih punya mindset seperti itu?”. Intinya menurut saya adalah, harus berani keluar dari kotak Anda sendiri. Anda mungkin bisa menjadi yang terbaik di kotak yang Anda buat sendiri, karena Anda lah yang membuat definisi “terbaik” tersebut. Tetapi begitu keluar kotak, jangan harap Anda bisa langsung jadi yang terhebat. Ingatlah selalu, ada langit di atas langit.

Tetaplah merasa kurang dengan segala kelebihan Anda, dengan demikian Anda bisa akan selalu lebih.

Gambar diambil dari sini

4 Comments

Leave a Reply to Maulidi Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.