Sebuah Awal Kecil yang Gak Terasa Jadi Perjalanan Besar

Kumulai langkahi semua tanpa lelah – lirik lagu Pas Band

Barusan buka-buka lagi arsip blog untuk sekedar mereview masa lalu saya. Ya, sekedar mengingat-ingat dan mencoba menerka, kok bisa saya kecemplung di tempat saya yang sekarang ini. Sungguh rahasia Illahi itu gak ada yang bisa menebaknya.

Saya rasa ini diawali dari sebuah pemikiran saya tentang mengapa harus jadi entrepreneur, bukan freelancer. Pemikiran tersebut memang telah membawa saya hingga mampu membentuk tim baru Mimi Creative yang solid ini. Dengan visi, misi, dan jiwa untuk meraih masa depan yang berbeda dari jalur orang sebaya lainnya, kita bergerak.

Dalam hal ini, entah kenapa ada perasaan yakin, meski sedikit takut. Yakin karena saya tahu bahwa saya bersama-sama orang yang tepat, tapi sedikit takut bila membayangkan konsekuensi bila gagal nantinya. Untuk itu, tentu saya harus menunda kesenangan saya terlebih dahulu untuk waktu dekat. Meski saya baru lulus, saya sengaja gak memilih untuk bekerja pada perusahaan lain.

Oke, saya sudahi basa-basinya. Intinya, saya nggak menyangka bahwa langkah yang dulu saya anggap sekedar langkah kecil biasa, untuk menjajal kemampuan saya yang terbatas ini, bisa jadi sebuah proses perjalanan yang cukup besar. Pikiran awal saya hanya bagaimana berubah dari kuadran E (Employee) dan SE (Self-employee), yang sebelum lulus pun sudah saya jalani, menjadi kuadran B (Bussines-owner) atau malah I (Investor) di masa depan dengan berbagai macam usaha.

Keputusan saya untuk gak bekerja, kemudian mengumpulkan tim, untuk membuat sebuah badan usaha, dan menjajal menembus pasar secara konvensional, ternyata sekarang berubah halauan. Melalui sebuah akses besar, serasa seperti mimpi, saya dan tim terbawa bersama-sama menuju Yogyakarta ini, untuk menjadi besar melalui jalur yang lain.

Sebuah langkah yang gak pernah terpikir sebelumnya, dan melenceng dari rencana-rencana terstruktur yang saya buat. Sungguh, jalan Allah memang maha besar dan maha adil, serta penuh misteri.

Memang, untuk sampai ke sini jelas ada banyak pengorbanan yang harus dilakukan. Mulai dari meninggalkan rencana terstruktur tersebut, meninggalkan keluarga, orang tersayang, teman, lingkungan, dan juga kenyamanan yang ada di Malang. Tapi kami semua di sini merasa ter-charge dan tertantang untuk melalui perjalanan ini.

Bertemu dengan berbagai orang besar yang ternyata ada di balik layar pergerakan bangsa, diajak untuk berpikir besar melebihi kapasitas normal kami, serta menantang diri untuk menjadi lebih baik, menjadi keseharian kami di sini. Yah, meski saya secara pribadi kurang sreg karena ini sedikit bersentuhan dengan aras politik, tapi gak bisa dipungkiri nantinya untuk menjadi benar-benar besar, harus bisa berpolitik. Tentu, sesuai prinsip saya, berarti saya harus berpolitik dengan cara yang baik dan benar.

Jujur kami masih meraba-raba apa yang harus kami lakukan. Tapi yang pasti, bila pun kami di sini gagal, kami tidak akan terlalu kehilangan banyak hal. Justru kami akan banyak belajar di sini, karena kami berdampingan dengan orang-orang besar. Sungguh lompatan yang gak disangka-sangka, untuk menjadi lebih besar. Jika dibayangkan dengan apa yang saya lakukan di masa lalu, jelas nggak ada apa-apanya. Ini adalah bekal besar bagi kami.

Kami juga nggak menyangka bahwa kami yang kecil dengan pemikiran belum matang ini telah mendapat pengakuan tak tertulis dari orang-orang besar tersebut. Bayangkan, mereka sampai rela datang sendiri ke tempat tinggal sementara kami yang masih belum jadi apa-apa ini, hanya untuk berdiskusi hal-hal besar bersama semalam suntuk. Bukan sekedar berdiskusi tepatnya, tapi memancing pemikiran-pemikiran kami untuk berpikir bahwa ada hal besar dibalik hal besar.

Saya tekankan bahwa kami tidak terjun secara langsung di dunia politik, tapi saya hanya membantunya menjadi lebih baik dengan kemampuan kami, yang tentunya ada di bidang teknologi informasi. Berbagai karya akan kami telurkan dari sini, dengan tidak melupakan bahwa kami juga akan membangun kota asal kami berdiri, Malang. Secara diam-diam, kami tetap melakukan sebuah pergerakan untuk bangsa sekaligus untuk orang-orang terdekat kami.

Satu hal yang saya harapkan adalah, bahwa sebesar apapun nanti saya jadinya, saya tidak akan melupakan bahwa saya pernah kecil, dan tidak melupakan seluruh orang-orang yang ada di sekitar saya yang telah menjadi bagian hidup saya, siapa pun itu. Semoga saya tidak lupa diri dan khilaf dengan kebesaran saya suatu saat nanti. Amiiiin.

sumber gambar: http://www.giovannilivera.com/wp-content/uploads/one-step-ahead.jpg

5 Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.