Beban, Harus Dipikul atau Ditinggal Saja?

Jam segini, lagi ngobrol-ngobrol santai via Google Hangout, mendadak keinget mimpi semalam. Entah kenapa mimpi ini berkaitan dengan kondisi saya saat ini. Yang saya ingat hanya 2 cuplikan singkat, yang cukup membekas untuk direnungkan.

Yang pertama, saya bermimpi tentang seseorang yang sempat 10 bulan bersama itu. Dia sedang dibonceng sahabatnya di suatu jalan sempit, dan saya mengejarnya dengan motor di belakangnya. Entah kenapa, saya memutuskan untuk tak menyapanya saat menyalip. Setelah itu saya menghadapi jalan berkelok, dan ketika saya menoleh ke belakang, dia sudah menghilang.

Perbedaan Itu Indah

Baru beberapa hari di Solo, acara Asean Blogger Festival 2013, saya sudah menemukan hal menarik untuk ditelaah. Ceritanya, saya lagi mencoba mengamati 2 jenis orang yang memiliki background berbeda. Saya mencoba mengamati perbedaan sudut pandang mereka tentang acara ini.

Tidak Semerta-Merta Memaafkan, untuk Membimbing

Pernah ngalamin nggak, ketika sudah berusaha melakukan segala usaha untuk mencapai sesuatu, kemudian ada yang bikin emosi atau apalah hingga muncul rasa jengkel yang sedemikian dalam? Pernah juga nggak, sudah sedemikian jengkelnya, tapi hanya mendapatkan sekedar kata “maaf” dari orang itu?

Saya, cukup sering. Dan itu dari banyak orang, gak cuma satu.

Apa yang saya lakukan setelahnya? Memaafkannya?