Kamu Itu Cuma Karyawan

“Kamu itu cuma karyawan!”, teriak salah seorang penumpang yang duduk di kursi paling depan. Ceritanya saya lagi di pesawat Citilink perjalanan pulang dari tugas kerja di Jakarta (sekitar sebulan lalu). Bapak-bapak yang berdandan layaknya orang berwibawa itu marah karena pramugari citilink meminta si bapak untuk memasukkan tasnya ke dalam bagasi, alih-alih di taruh di bawah kursi. Memang tasnya cukup besar sih, tapi si bapak beralasan bahwa bagasi kabinnya penuh (bagasi kabin di 4 baris bagian depan memang tidak bisa dipakai).

Bukan tentang tas itu inti dari apa yang ingin saya tuliskan di blog yang sudah penuh sarang laba-laba ini. Tapi justru kata-kata si bapak yang membuat saya mengelus dada mbak pramugari. Bagaimana mungkin memarahi orang hanya karena status pekerjaannya yang seorang karyawan? Memangnya kalau kamu bukan karyawan, bisa berbuat seenaknya, marah sekencangnya, dan memaki-maki?

Kalau memang merasa level kita sudah lebih tinggi dari seorang karyawan, bukankah harusnya bisa berkata dengan lebih sopan dan bijak? Okelah bahwa pihak maskapai mungkin memang salah karena kekurangan ruang bagasi kabin. Tapi si bapaknya juga gak bener, wong tasnya segedhe gaban gitu.

Kalaupun memang itu murni kesalahan maskapai, gak perlu juga si bapak sampai menggoblok-goblokkan pramugarinya. Merasa lebih pintar? Kalau lebih pintar ya yang bener harus nurut sama pramugari donk, karena tas segedhe gitu tentu bisa membahayakan penumpang lain.

Ah, apapun itu, saya yang masih pengusaha serabutan pemula aja agak risih kalau manggil rekan-rekan saya di kantor sebagai karyawan. Saya lebih suka menyebut mereka sebagai tim, bukan sebagai karyawan. Saya bukan orang yang merasa nyaman berada lebih tinggi dari orang lain, dan dielu-elukan.

Semoga ini bisa menjadi pelajaran siapa saja yang membaca tulisan ini.

4 Comments

Leave a Reply to andieko Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.