Seminar AMA Malang – Ippho Santosa

Agenda malam Jumat

Skrinsut bersama temen dari Ma Chung (Ippho kedua dari kiri, sebelah saya)

Ah, ini sih bukan post tentang serem-serem gak jelas gitu. Sebagai anggota AMA Malang (website-nya udah gak pernah update), barusan saya ikutan seminar bulanan di Hotel Tugu. Kali ini pembicaranya adalah Ippho Santosa, yang disebut-sebut sebagai pakar otak kanan. Seperti biasanya, datang ke Hotel Tugu jam 6an, menikmati makan malam prasmanan sambil ngobrol-ngobrol, terus masuk ruang seminar. Yang beda dari biasanya, peserta kali ini banyak banget. Sampai-sampai ruang seminar yang biasanya pakai meja untuk setiap peserta, tadi malah cuma kursi aja, demi mencukupi jatah tempat duduk.

Ippho Santosa ini adalah pengarang salah satu buku best seller berjudul “7 Rahasia Rezeki”, yang juga jadi judul seminar malam ini. Saya belum pernah baca sih, tapi melihat dari seminarnya, sepertinya sangat menarik. Memang dalam seminar gak bisa benar-benar dipaparkan secara keseluruhan materi itu, tapi dari sedikit seminar itu aja saya bisa menangkap banyak sisi positifnya.

Beliau menjelaskan secara baik gimana rahasia rezeki itu. Beberapa yang dapat saya ingat secara singkat dan saya rangkum di HP, intinya kita harus mendominankan otak kanan. Ini terutama berlaku bagi yang mau jadi pemimpin atau pendobrak. Otak kanan beraksi pada fleksibilitas, kreativitas, imajinasi, dan intuisi. Para orang sukses itu juga selalu yang dominan pakai otak kanan. Sebab kalau pakai otak kiri, isinya mikir melulu, dan sulit untuk action. Mau ngelakuin A, mikir akibat buruknya duluan. Mau ngelakuin B, mikir gimana kalo ternyata gagal. Orang otak kanan, langsung terobos aja begitu terlihat ada peluang.

Semakin tua, semakin dewasa, nyatanya kita semakin mengarah ke pola pikir otak kiri. Waktu kecil pingin jadi astronot, naik SD mikir lebih rasional nurunin mimpi jadi pilot, begitu SMP agak nakal-nakal dikit kepikiran asal jadi PNS aja cukup, waktu SMA luntang-luntung gak karuan, mikir jadi sopir aja cukup. Payah nih.

Ada juga salah satu kunci rezeki itu, yang dinamakan pelangi ikhtiar yang isinya: impian, tindakan, kecepatan, keyakinan, pembelajaran, kepercayaan, dan keikhlasan. Penjelasannya agak panjang, tapi intinya ya bisa diambil dari kata-kata itu kok.

Beliau bicara lagi tentang salah satu kekurangan sekolah formal adalah dream management. Gak ada tuh sekolah mimpi. Padahal itu salah satu kunci penting untuk menjadi sukses. Kalau nggak bermimpi, mana bisa punya hal yang bisa diwujudkan. Ya nggak?

Ada lagi analogi tentang anak TK. Kenapa sih anak TK, SD, malah diajak jalan-jalan ke kantor pos? Ke kantor pemadam kebakaran? Itu dilihat-lihat nggak terlalu baik juga buat yang pingin anaknya jadi pengusaha. Nanti kan mimpi-mimpi mereka akan terhambat dengan adanya mimpi jadi petugas kantor pos atau petugas pemadam kebakaran. Memang pekerjaan itu mulia, tapi di satu sisi juga akan mengubur mimpi. Kalau dulu waktu TK atau SD, jam 10-11 udah pulang, sekarang kok malah dibuat fullday sampe bawa-bawa tas gedhe gitu. Itu malah menurunkan daya imajinasi anak dan kemampuan mengasah ilmu berteman dengan orang lain. Belum lagi kalau mesti les ini itu. Kasihan tuh.

Ya, beliau ini punya franchise TK, yang saya denger untuk buka franchise-nya aja butuh modal 140juta. Mahal bener yak franchise ini. Entah apa kelebihannya dibandingkan franchise TK yang lainnya. Tapi katanya, dia pakai metode membuka pola pikir anak-anak. Cukup menarik dia cerita. Waktu tanya ke anak-anak apa cita-citanya, normalnya si anak jawab “jadi dokter”, atau “jadi pilot”. Terus dia balik tanya, “enakan mana pilot sama yang punya pesawat? enakan mana dokter apa yang punya rumah sakit?”. Nah kan si anak mikir toh. Akhirnya mereka akan milih jadi pengusaha.

Kunci terakhir yang beliau paparkan adalah tentang sedekah. Semakin banyak kita sedekah, semakin banyak pula nilai yang dikembalikan oleh Tuhan. Ambil contoh orang terkaya sedunia, Bill Gates atau Warren Buffet. Mereka telah mendonasikan lebih dari 50% kekayaan mereka untuk sosial. Kalau mikir “harus kaya dulu, baru sedekah”, itu salah. Meskipun gak kaya, ya mesti sedekah donk, untuk mengubah nasib. Nasib bisa diubah kok.

Sedekah yang ikhlas. Ikhlas berarti harus besar donk. Kalo “sedikit-sedikit yang penting ikhlas”, non sense tuh. Apa yang mau diikhlasin, wong cuma sedikit. Masa mau sedekah di masjid pakai duit yang gambarnya orang bawa golok? Mas mas, ini bukan toilet. Iya kalo toilet, bayar 1rb boleh. Kalau di masjid, bayar pakai duit gambar orang pakai peci donk (bung karno – 100rb). Apalagi yang sama bung hatta, ntar kan jadi sholat jamaah tuh. Hehe, lucu juga guyonan beliau.

Di akhir sesi, beliau juga nantangin para peserta untuk langsung sedekah di tempat, sebanyak-banyaknya. Duit hasil sedekah ntar disalurkan ke panti asuhan oleh panitia seminar. Wah, langsung deh, karena para peserta udah kebawa suasana, pada maju dan naruh sedekah di lantai seminar. Saya juga gak mau kalah, meskipun sebenernya nggak terbawa sama sekali dengan suasana seminar. Cuma mumpung lagi ada duit dan sudah terbuka paradigma untuk sedekah aja, jadinya saya juga mau ikutan. Tapi saya lihat, sedekah saya nominalnya gak sebanding sama peserta yang lain. Maklumlah, peserta lainnya udah selevel pemilik usaha atau paling nggak manager yang gajinya udah gedhe. Lha saya kan masih mahasiswa. Hehehe…

Saya gak bisa cerita semuanya di post ini, daripada ntar kepanjangan dan kerjaan saya yang lain gak selesai. Apapun itu, di setiap seminar AMA Malang ini pasti ada sesuatu yang beda. Setiap pembicara mempunyai keunikan tersendiri. Pandai-pandai aja menyerap pelajaran dari beliau-beliau itu. Saya beruntung sekali diikutkan jadi anggota ini, meski pakai duit beasiswa. Berikutnya, saya pasti akan tetap ikut organisasi ini meskipun pakai uang dari kantong sendiri. Ini investasi yang tak ternilai harganya. Yang mau ikutan jadi anggota, bisa langsung daftar di sekretariat AMA Malang. Gak rugi deh pastinya. πŸ™‚

Updated: Tapi barusan lihat websitenya, jadi agak ilfil deh soalnya nampilin biaya ngundang seminar perjam-nya. Saya lebih suka motivator yang low-profile dan yang bahkan mau diundang meskipun gak dibayar. Dari yang pernah saya ikutin, yang paling saya suka masih Khrisnamurti deh. Dengan pola pikirnya yang sederhana namun luar biasa, tapi mau berbagi tanpa pamrih ke yang lain. Hehehe..

14 Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.