Akhir Tahun yang Padat

Perjalanan menjadi pengusaha sukses

Siapa bilang jadi pengusaha itu mudah? Siapa bilang jadi pengusaha itu tinggal ongkang-ongkang nunggu duit? Itu bisa terjadi sih, kalau usahanya sudah stabil. Dan alhamdulillah, saya belum mengalaminya. Saya justru sedang dalam masa terberat menjadi pengusaha, yaitu tahap memulainya.

Semenjak lulus dari kampus saya bulan Juli 2011 lalu, dengan terpaksa saya kehilangan seluruh tim inti Mimi Creative yang saya rintis karena suatu alasan pribadi. Akhirnya saya harus berjuang sendiri untuk mencari rekan-rekan seperjuangan yang sama-sama ingin berkembang pesat, menuju kesuksesan bersama sebagai sebuah tim. Saya ingin berlari, melesat, mencapai goal-goal saya.

Alhamdulillah, sekitar satu bulan setelahnya, saya bisa mengumpulkan beberapa teman yang mau berjuang bersama di bawah nama Mimi Creative. Nama-nama tersebut masih rahasia untuk saat ini, tapi yang saya kumpulkan adalah benar-benar orang yang memang menguasai bidangnya. Saya menempatkan diri menjadi posisi CEO, meski pada kenyataannya yang namanya usaha baru, tentu saja juga merangkap jabatan sebagai OB.

Berbekal niat yang kuat dan doa orang tua (ciyeeeh), alhamdulillah saya bisa bikin kantor sederhana dengan memanfaatkan bagian rumah saudara. Setiap hari kita berkumpul di ruangan 4mx3m ini mulai dari jam 9 pagi sampai sesuka hati mau pulang jam berapa. Legalisasi dan perizinan usaha juga sedang saya urus, dengan mengalami berbagai kerumitan birokrasi pendirian usaha di Indonesia ini.

Nggak disangka juga, di awal perjalanan yang dimulai akhir tahun ini, kita kebanjiran project. Selain project, kita juga ada berbagai ide produk yang otomatis pending digarap. Terpampang di daftar prioritas yang tertempel di dinding ruangan kantor saya, cukup banyak todo-list yang mesti digarap di akhir tahun ini. Nggak berhenti sampai situ saja, di tengah garap proyek gini pun, berbagai tawaran lainnya juga datang.

Belum lagi beberapa tawaran lain yang secara individu datang ke saya. Beasiswa lah, kerja di perusahaan lain lah, workcamp lah, dan berbagai godaan lain yang bisa saja dengan keputusan pribadi langsung saya approve. Tapi, saya mau konsisten di bidang yang saya kuasai (dan tentu senangi) ini dulu. Justru dari sinilah sebenarnya saya bisa banyak belajar secara bebas, namun tetap bertanggungjawab.

Rasanya seperti overload menangani ini semua. Di saat seperti ini, saya selalu teringat prinsip saya: “Mencari kerja itu mudah“. Ya, buktinya saya kenal beberapa pengusaha atau atasan sebuah perusahaan yang kesulitan nyari pekerja. Bukan pekerja biasa saja, tapi memang pekerja yang kompeten. Termasuk saya, sekarang sedang mencari partner untuk kerja beberapa proyek ini. Bisa sih dikerjakan sendiri, tapi jelas bisa bikin saya nggak tidur sama sekali selama 2 bulan ke depan. Saya nggak mau seperti itu. Saya lebih suka berbagi rezeki meskipun otomatis saya akan mendapatkan bagian yang lebih kecil. Ganbatte!

14 Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.