• Home
  • /
  • Category Archives: Serenity Words

Serenity Words

My poem, reflection, and other serenity things...

Harapan dalam Hujan

Rintikan air membasahi rerumputan..
Suara guntur memekakkan telinga..
Di bawah guyuran hujan aku memandang langit..
Penuh harap, penuh mimpi..

Dengan seluruh keyakinan, tanganku menengadah..
Kupanggil nama Allah dalam suara, sang pencipta alam..
Lantunan doa menyertai guratan hatiku..
Penuh khidmat, penuh ikhlas..

Seperti keyakinan bumi akan hangatnya matahari..
Yang akan datang kala mendung menghilang..
Seperti keyakinan laut akan sejuknya air..
Yang akan kembali bertualang dari hulu..

Perih ini, aku yakin akan terobati..
Sedih ini, aku yakin berubah jadi tawa..
Mimpi ini, aku yakin hanya tertunda..
Karena, aku percaya..


HQ-20101203
Hujan pun memberi inspirasi

Perpisahan

Karena setiap hidup, pasti ada mati..
Karena setiap mekar, pasti ada layu..
Karena setiap terang, pasti ada gelap..
Karena setiap pasang, pasti ada surut..
Karena setiap terjaga, pasti ada lelap..
Karena setiap subur, pasti ada gersang..

Ya, sama..
Karena setiap pertemuan, pasti ada perpisahan..
Tapi..
Aku yakin semua akan indah pada waktunya..


HQ-20101202
Mencari waktu yang tepat tuk berpisah

Warna Hidup

Seperti air, semua mengalir..
Bagai hembus angin, memberi sejuknya..
Merdunya nyanyian jangkrik, damaikan hati..
Tarian bintang-bintang, bagaikan mimpi..

Perlahan, semua mengisi hatiku..
Seketika, menenangkan dengan damai..
Petikan gitarku menambah cerianya hari..
Yang berangsur memberi pagi..

Suaraku, tak sebagus penyanyi profesional..
Tapi laguku, mampu meluapkan perasaanku..
Tanganku, tak semahir seniman ulung..
Tapi lukisanku, mampu wujudkan mimpiku..

Satu demi satu kujalani..
Dengan senyum, tawa, sedih, juga tangis..
Itulah warna hidupku..
Yang kini tak lagi hanya hitam dan putih..


HQ-20101201
Hidup, yang tak lagi semembosankan dulu

Persimpangan

Hentakan kaki semakin pelan..
Perlahan-lahan mulai terasa lemas..
Ketika kurasakan ada titik cahaya..
Seketika itu pula awan menutupnya..

Sungguh dilema..
Haruskah aku tetap di sini?
Ataukah lebih baik ke tempat yang lain?
Hanya Tuhan yang tahu jawabannya..

Sudah tidak bisa berbalik lagi..
Persimpangan ini, harus segera aku lalui..
Aku harap di sana ada cahaya yang lebih terang..
Di sana, di jalan yang aku pilih..


HQ-20101201
Ketika tersandung untuk kesekian kalinya..

Pintu

Selangkah..
Dua langkah..
Seratus, seribu, sejuta langkah..
Sudah tak terhitung yang aku jalani..

Tapi, apa yang kutemukan?
Ternyata hanya jalan buntu..
Tak berpintu, tak berarah, dan gelap..

Haruskah aku kembali dan mencari jalan memutar?
Terlalu jauh, terlalu berat, dan terlalu lelah hatiku..
Lelah? Ya, lelah.. dan takut..

Padahal, aku yakin di baliknya ada cahaya terang..
Yang mampu memberi air kehidupan jiwaku..
Aku butuh pintu untuk ke sana..

Kalaupun tak ada, berikan aku daya untuk menembusnya..
Aku memohon kepadMu Tuhan..

HQ-20101125
Satu lagi untuk Ice Queen, sang pintu..

Penyesalan

Penyesalan selalu datang terakhir..
Ketika sebuah barang rusak, kita baru menyadari kegunaannya..
Ketika perang pecah, kita baru menyadari indahnya kedamaian..
Ketika bunga semakin layu, kita baru menyadari indah mekarnya..

Sama..
Ketika seseorang telah pergi, kita baru menyadari bahwa kita membutuhkannya..
Dan dialah segalanya..
Ya, penyesalan memang selalu datang terlambat..


HQ-20101124
Ya, aku menulisnya bukan “aku”, tapi “kita”.. Bahkan mungkin itu adalah “kamu”..

1234