• Home
  • /
  • Tag Archives:  Experience

Ya, Saya Introvert

Berdasarkan tes kepribadian yang saya ambil di website MyPersonality.info, tertulis dengan sangat jelas bahwa saya adalah seorang INTJ. Hasil tes terakhir, saya 58% lebih ke arah introvert (42% extrovert). Ini masih lebih kecil daripada dulu waktu saya awal kuliah, seingat saya sekitar 70-80% level introvertnya.

Beberapa waktu yang lalu, saya menemukan sebuah gambar menarik di sebuah grup Facebook untuk orang INTJ (yang menurut riset termasuk golongan orang terlangka di bumi). Gambar itu adalah gambar yang Anda lihat di bawah ini.

intj

Dari gambar tersebut, sebagian besar memang sesuai dengan kepribadian saya. Dan mungkin, cocok untuk sebagian besar manusia introvert. Di post ini saya mau coba cerita sedikit tentang gambar tersebut.

Sharing Bareng UKM Mahasiswa Wirausaha UB

Thanks for @MasSamid, salah satu anggota baru @bloggerngalam yang cukup aktif, memberi saya kesempatan untuk bisa sharing di UKM yang dia urus. Hari ini, setidaknya yang ketiga kali saya sharing di UKM Mahasiswa Wirausaha ini.

Yang pertama dulu waktu cangkrukan (ngopi) di sebuah cafe di Malang. Acaranya nyantai dan sayangnya saya lupa waktu itu saya sharing tentang apa. Maklum, sudah cukup lama, lebih dari setengah tahun yang lalu.

Acara kedua, bareng owner Saboten Shokudo

Acara kedua, bareng owner Saboten Shokudo

Yang kedua waktu ada acara di GOR Pertamina UB. Saya diundang untuk jadi narasumber talkshow tentang kewirausahaan. Ternyata saya sepanggung sama Haje Nia, pemilik dari restoran Saboten Shokudo yang sudah sejak lama ada di Malang. Yang namanya acara talkshow, di sini saya cuma cuap-cuap soal pengalaman dan tips kewirausahaan. Gak perlu bikin slide dan presentasi.

Sharing Tentang Online Journalism Bersama @AkberMLG

Anak socmed mana sih yang gak tau Akademi Berbagi? Sebenarnya ini cerita lama sih, tapi layak untuk ditulis sebagai kenangan di blog sederhana saya ini.

Ceritanya, saya dihubungi oleh relawan @AkberMLG beberapa minggu sebelum hari H, menanyakan apakah saya bersedia mengisi kelas, dan kira-kira akan mengisi tentang apa. Setelah berdiskusi dengan Diestra, salah satu relawan AkberMLG yang bersedia mampir ke kantor, diputuskanlah materinya tentang Online Journalism.

Agak susah nyari tanggalnya emang, pas lagi sering-seringnya PP Malang-Jakarta ngurusin kerjaan kantor. Akhirnya, saya aturlah tanggalnya jadi 8 Desember 2013, setelah mundur sekitar 2 minggu dari rencana awal.

Dia Enak Duduk-Duduk, Sementara Saya yang Kerja Keras

Apakah Anda adalah seorang karyawan, yang pernah berpikir demikian ke pimpinan / owner perusahaan tempat Anda bekerja? Apakah Anda sedemikian merasa bisa mengalahkan owner Anda tersebut hingga Anda sangat terobsesi mengincar posisi yang sama atau lebih dari dia?

Setidaknya, ada 2 kemungkinan kondisi yang terjadi:

  1. Owner perusahaan Anda memang “cuma” duduk-duduk dan asal perintah.
  2. Anda tidak tahu bahwa di belakang, owner perusahaan Anda bekerja jauh lebih keras dari Anda (bahkan sudah sejak jauh sebelum Anda bergabung di perusahaan tersebut).

Saya gak tertarik untuk membicarakan kemungkinan yang pertama. Toh saya gak ada cita-cita jadi seperti yang pertama. Saya justru ingin memberikan pengertian kepada siapapun yang berpikir seperti judul post ini, namun sebenarnya Anda sedang ada pada kemungkinan kondisi yang kedua.

Tulisan ini bukan ditulis untuk bermaksud menyombongkan diri, namun hanya mencoba memberikan sudut pandang lain terhadap trend entrepreneurship berdasarkan sedikit pengalaman saya berwirausaha.

Beban, Harus Dipikul atau Ditinggal Saja?

Jam segini, lagi ngobrol-ngobrol santai via Google Hangout, mendadak keinget mimpi semalam. Entah kenapa mimpi ini berkaitan dengan kondisi saya saat ini. Yang saya ingat hanya 2 cuplikan singkat, yang cukup membekas untuk direnungkan.

Yang pertama, saya bermimpi tentang seseorang yang sempat 10 bulan bersama itu. Dia sedang dibonceng sahabatnya di suatu jalan sempit, dan saya mengejarnya dengan motor di belakangnya. Entah kenapa, saya memutuskan untuk tak menyapanya saat menyalip. Setelah itu saya menghadapi jalan berkelok, dan ketika saya menoleh ke belakang, dia sudah menghilang.

12