Sharing Web Development di Komunitas Weboender

Sekedar cerita semalam

Jumat malam kemarin, saya diminta tolong teman-teman komunitas Weboender ― salah satu komunitas web developer UIN Malang ― untuk sharing tentang web development. Sekitar 2 minggu sebelumnya, saya sudah dikontak oleh penggiat komunitas tersebut dan di-add ke group FB-nya. Komunitas ini masih baru, pertemuannya aja baru sekitar 3 kali (termasuk semalam). Anggotanya juga masih semester 1-5 saja.

Foto bersama komunitas Weboender

Nah, saya jadi bingung mesti bawain materi apa. Kalau terlalu dangkal, nanti jadi gak menarik. Tapi kalau terlalu dalam, nanti malah bingung yang semester 1. Akhirnya saya ambil jalan tengah, yaitu sekedar motivasi bagi pembelajar web development. Saya mencoba berbagi apa yang selama ini saya pelajari hingga menjadi sekarang ini. Memang belum menjadi web developer yang cukup hebat, tapi setidaknya saya punya beberapa hal yang bisa saya bagi.

Acaranya unik juga, bertempat di salah satu masjid di kampus UIN Malang. Jam 8 harusnya acara mulai, karena saya terbiasa tepat waktu, jadinya datang jam 8 kurang 15 menit. Eh ternyata acaranya molor, ya gak masalah deh, jadi bisa ongkang-ongkang di halaman kampus.

Sebagai ReMo Malang, saya juga menyelipkan promosi tentang Mozilla yang salah satu medianya adalah berbagi pin Firefox. Tentu saja browser yang saya pakai waktu acara juga Firefox donk. Pesertanya lumayan juga, ada mungkin sekitar 40 orang. Tapi karena masalah jam malam asrama, peserta ceweknya banyak yang balik lebih dulu.

Seperti biasa, karena sudah cukup lama gak perform public speaking, jadi agak grogi waktu awalnya. Tapi setelah itu, saya benar-benar merasa enjoy berdiri di depan untuk berbagi ide dan pengalaman. Materi yang saya buat hanya mencakup hal-hal general saja, ditambah dengan beberapa video yang cukup menarik dan memberi wawasan.

Saya datang ditemani salah satu tim saya yang masih kuliah di situ. Sayang suara saya lagi gak fit, jadi sering batuk-batuk pas perform. Dari waktu yang saya perkirakan cuma setengah jam, ternyata saya berdiri di depan satu jam lebih loh. Emang gak kerasa kalau sudah ngomong di depan, waktu cepat berlalu.

Sebelum pulang, ternyata saya dikasih sebuah kenang-kenangan (yang sampai post ini ditulis belum saya buka). Niatnya sih mau langsung pulang selesai kasih materi, tapi jadi gak bisa foto-foto donk. Hehe…

Kenang-kenangan dari Weboender

Salah satu hal yang coba saya tekankan adalah orisinalitas konten dalam pembuatan web. Saya cukup tergelitik saat membaca di group ternyata banyak yang tertarik dengan SEO. Dan ternyata juga peserta ada yang sudah mainan Flippa dan adsense. Lumayan juga sih.

Yang bikin sedikit kecewa adalah saking senangnya mendapatkan uang dari situ, etika jadi dinomorduakan. Mau bikin konten unik aja tinggal copy-paste kemudian edit. Saya bilang saja, “Mau ngakalin Google? Di Google ada ratusan Ph.D. yang memang dibayar untuk mendeteksi hal tersebut, kok mau dilawan”. Ya, sebagai blogger yang menjunjung tinggi etika online, saya sangat concern terhadap orisinalitas konten.

Kalau ingin jadi blogpreneur yang dapat banyak uang dari tulisan berbayar maupun iklan, ya bikin konten yang orisinal dan berkualitas donk. Kalau tetap pakai cara curang, percayalah satu hal ini. Anda mungkin bisa berhasil di sisi finansial, tapi hukuman sosial dari komunitas online jauh lebih berat. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari uang yang didapat dengan cara kurang baik tersebut.

Apa pun itu, tetaplah terus belajar dan mencoba hal baru. Main adsense boleh-boleh saja, tapi harus tahu etika. Jualan website di Flippa boleh-boleh saja, asal pakai CMS dan theme yang bukan bajakan (perhatikan lisensinya). Saya gak bilang kalau saya gak pernah pakai bajakan, tapi selama ini yang bajakan gak pernah saya gunakan untuk komersial.

Pesan terakhir, teruskanlah berkomunitas apa pun yang terjadi. Hehe… 🙂

Bagi yang mau download materi presentasi saya, bisa dilihat di sini (minus video)