Senyuman Sang Malam

Hening malam mencapai puncaknya.
Detak jam pun terdengar kerasnya.
Angin malam mungkin tak terasa.
Tapi dinginnya merasuk raga.

Keajaiban dunia adalah nyata.
Ketika muram berubah senyuman.
Namun suara hati terdengar resah.
Meski raut muka tak mencerminkannya.

Selangkah demi selangkah rasa.
Aku bagikan untuk tawa dunia.
Walau sedikit yang rasakannya.
Cukup sudah jiwa ini tenang.

Tapi, siapakah aku di hadapanNya?

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.