• Home
  • /
  • Tag Archives:  Entrepreneur

Sebuah Awal Kecil yang Gak Terasa Jadi Perjalanan Besar

Kumulai langkahi semua tanpa lelah – lirik lagu Pas Band

Barusan buka-buka lagi arsip blog untuk sekedar mereview masa lalu saya. Ya, sekedar mengingat-ingat dan mencoba menerka, kok bisa saya kecemplung di tempat saya yang sekarang ini. Sungguh rahasia Illahi itu gak ada yang bisa menebaknya.

Saya rasa ini diawali dari sebuah pemikiran saya tentang mengapa harus jadi entrepreneur, bukan freelancer. Pemikiran tersebut memang telah membawa saya hingga mampu membentuk tim baru Mimi Creative yang solid ini. Dengan visi, misi, dan jiwa untuk meraih masa depan yang berbeda dari jalur orang sebaya lainnya, kita bergerak.

Antara Tahun Naga Air dan Kafi Kurnia

Sekedar pembangkit semangat di kala down

Foto bersama Kafi Kurnia dan pengurus AMA Malang

Ya, saya sedang sedikit down di tengah tekanan sebagai calon pengusaha baru ini. Begitu banyak ternyata hal-hal yang harus dipelajari dan dikuasai, dari sisi teknis hingga non-teknis. Kadang penat, jenuh, semangat, over semangat, ataupun bosan sama sekali. Pingin rasanya bebas, sebebas dulu waktu belum benar-benar berkomitmen terjun di sini.

Tapi untunglah, nggak salah saya ikutan Asosiasi Manajemen Indonesia, disingkat AMA, yang khususnya untuk cabang Malang ini. Kebetulan saya juga jadi pengurus di bidang IT-nya, dan sekarang sedang me-remake website-nya lagi bersama tim Mimi Creative yang sekarang. Berkat seminar bulanan yang diadakan asosiasi ini, setiap bulan pula mental dan emosi saya di-charge kembali ke penuh lagi.

Entrepreneur: Tim yang Solid Merupakan Kunci Keberlanjutan

Kenapa bukan kunci keberhasilan?

Menyusun satu demi satu kepingan bersama-sama

Menjalankan suatu usaha sendirian, tentu ada sisi positif dan negatifnya. Di sisi keuntungan, tentu saja pengusaha single fighter akan mendapatkan penghasilan yang sepenuhnya untuk diri sendiri. Seluruh jerih payah yang dikeluarkan semuanya akan kembali ke diri sendiri juga. Keputusan tertinggi perusahaan mutlak ada di tangannya. Bebas, sebebas-bebasnya.

Tetapi, bagaimana dengan hubungan sosial, kebersamaan, serta berbagi beban? Bila terjadi suatu masalah ataupun kerugian, tentu saja pengusaha single fighter harus menanggung beban itu sendirian. Pekerjaan yang bersifat rahasia khusus perusahaan pun, harus dikerjakan sendiri. Seandainya dapat keuntungan pun, perasaan bahagia tertinggi hanya dimiliki sendiri (atau dengan keluarganya).

Entrepreneur: Lulus Kuliah Langsung Buka Usaha? Bersiaplah Merasa Iri dengan yang Kerja

Nggak ada yang salah dengan jadi entreprenur maupun pegawai

Ada beberapa teman yang tanya ke saya, “Kok berani sih langsung terjun buka usaha?” Saya bingung gimana jawabnya. Kalau diingat-ingat lagi, saya sendiri cukup lupa kenapa saya kok nekat buka usaha langsung tanpa kerja dulu. Entah dulu karena gak mau terikat waktu kerja, entah karena pingin sukses lebih cepat, atau karena sekedar coba-coba. Yang pasti, sekarang saya sudah terjun di bidang ini.

Jejaring yang banyak, semakin banyak godaan

Bisa dibilang, saya ini sama sekali nggak punya pengalaman kerja di perusahaan orang lain. Sekedar PKL sih pernah, tapi kan hanya merasakan sedikit saja pengalaman jadi pegawai. Nulis di PC Media dan PC Mild pun, meski kerja di perusahaan orang lain, tekanan yang ada itu cuma deadline saja. Nggak ada tekanan lain yang berarti. Bukan hanya nggak ada tekanan, tapi juga nggak ada pengalaman tentang dunia wirausaha!

Butuh Dukungan untuk Jadi Inovator atau Penemu?

Dukungan bagi peneliti dan calon penemu itu penting

Bisa bayangkan ngga, kalau sekarang ini gak ada listrik, gak ada lampu, gak ada laptop, dan gak ada Internet? Saya yang harusnya kerjaan sehari-hari ada di depan laptop, mungkin bisa jadi ganti halauan ternak sapi atau malah kelinci. Bayangkan kalau gak ada kendaraan seperti sepeda pancal, sepeda motor, mobil, atau pesawat. Kemana-mana bakal jadi perjalanan panjang.

Ini juga salah satu bentuk inovasi

Ya, tanpa inovasi yang telah diciptakan oleh berbagai penemu dunia, mungkin hidup ini akan tetap membosankan. Kapan bisa nonton TV? Kapan bisa sms-an? Kapan bisa mention-mentionan dan kode-kodean di timeline Twitter? Kapan bisa datang undangan komunitas lain dengan transportasi cepat? Kapan bisa baca blog saya ini? :p

Menunda Kesenangan, Untuk Kesenangan yang Jauh Lebih Besar

Sedikit refleksi sederhana untuk masa depan

Tabung kesenangan hari ini, untuk kesenangan yang lebih besar nanti

Pernah nggak, denger dari orang-orang di sekitar Anda, pertanyaan seperti ini:

— Buat apa sih repot-repot gitu, hidup kan masih panjang?
— Daripada di depan komputer terus, kenapa nggak habisin waktu main-main sama teman aja tuh?
— Waaah, sibuk terus ya, kapan senang-senangnya tuh?
— Semangat banget kamu, tapi emang gak ada yang lebih asyik dikerjain?

Dan masih banyak lagi kata-kata serta pertanyaan yang sejenis dengan yang ada di atas. Kalau pernah, berarti menurut saya, Anda adalah orang yang beruntung. Mengapa? Karena nasib Anda setidaknya akan lebih baik daripada yang bertanya itu. Percayalah.

Saya sendiri juga beberapa kali menerima pertanyaan seperti itu. Justru saya pribadi merasa heran, kok bisa sih mereka bertanya seperti itu? Emang mereka nggak mau masa depan yang lebih baik dari yang lain?

12345