Sharing Bareng UKM Mahasiswa Wirausaha UB

Thanks for @MasSamid, salah satu anggota baru @bloggerngalam yang cukup aktif, memberi saya kesempatan untuk bisa sharing di UKM yang dia urus. Hari ini, setidaknya yang ketiga kali saya sharing di UKM Mahasiswa Wirausaha ini.

Yang pertama dulu waktu cangkrukan (ngopi) di sebuah cafe di Malang. Acaranya nyantai dan sayangnya saya lupa waktu itu saya sharing tentang apa. Maklum, sudah cukup lama, lebih dari setengah tahun yang lalu.

Acara kedua, bareng owner Saboten Shokudo

Acara kedua, bareng owner Saboten Shokudo

Yang kedua waktu ada acara di GOR Pertamina UB. Saya diundang untuk jadi narasumber talkshow tentang kewirausahaan. Ternyata saya sepanggung sama Haje Nia, pemilik dari restoran Saboten Shokudo yang sudah sejak lama ada di Malang. Yang namanya acara talkshow, di sini saya cuma cuap-cuap soal pengalaman dan tips kewirausahaan. Gak perlu bikin slide dan presentasi.

Cukup seru acaranya, diadakan di GOR Pertamina UB. Dan yang lebih seru lagi, ternyata balihonya ada di seluruh sudut-sudut universitas ini. Ada beberapa teman yang mensyon Twitter saya, bilang kalau foto saya yang absurd pakai ban itu nampang guedhe di mana-mana. Eum, panitianya gak minta foto saya yang baru sih. Hahaha.

Nah, yang ketiga baru kemarin saya diundang lagi untuk ngisi acara diklat anggota baru UKM ini. Tempatnya di PPK (Pusat Pelatihan Kewirausahaan) Sampoerna, di Pandaan. Saya merupakan narasumber kedua setelah Pak Totok Heriyono, seorang pengusaha saus tomat (Sauce Chef) yang sudah sangat sukses.

Saya berangkat dijemput panitia yang baik hati, naik mobil ke TKP. Kali ini saya sengaja ajak partner saya @HimmaRama, untuk dampingi sekaligus jadi fotografer. Siapa tahu acara ini bisa memperluas wawasannya dan menambah jejaring.

Sesampainya di sana, langsung menuju ruang tunggu. Di ruang inilah saya dapat banyak sharing dari Pak Totok ini. Cerita tentang bagaimana usaha telah berjalan, apa saja pengalamannya, bagaimana beliau keluar dari zona nyaman sewaktu masih bekerja di Sampoerna, dan sebagainya. Bahkan ada wacana juga untuk kami membuat pelatihan kewirausahaan untuk mahasiswa almamater saya (Ma Chung).

Materi Business Model Canvas

Materi Business Model Canvas

Sesi saya dimulai sekitar jam 1 siang. Dalam acara ini, saya diminta sharing tentang Business Model Canvas. Untungnya materi ini sudah pernah saya bawakan waktu dulu mengisi seminar di Jurusan Kedokteran Hewan UB. Jadi tinggal recycle materi, menambahkan data-data yang up-to-date, dan mempercantik animasi serta desainnya. Hehe…

Para peserta terdiri atas mahasiswa 2012-2013 yang unyu-unyu. Seragam putih-hitam seperti waktu ospek. Yaa, memang ini acaranya diklat sih.

Penampilan 120 lebih peserta yang unyu-unyu

Penampilan 120 lebih peserta yang unyu-unyu

Sesi berjalan lancar dan hidup. Walaupun memang bisa dilihat ada beberapa peserta yang ngantuk (mungkin karena paginya capek outbound), tapi bisa terkendali dengan selingan-selingan video yang biasanya ada di presentasi saya. Ada pula yang cukup tertarik dan bertanya-tanya tentang Business Model Canvas ini.

Ada 2 pertanyaan yang dapat kesempatan dari panitia untuk dijawab. Yang pertama, tentang membentuk tim. Yang kedua tentang bagaimana proses pembagian keuntungan atau saham dalam sebuah usaha bersama. Ada yang bisa bantu jawab di sini?

Demo dan pengaplikasian Business Model Canvas di salah satu ide bisnis peserta

Demo dan pengaplikasian Business Model Canvas di salah satu ide bisnis peserta

Selesai acara, saya sedikit ngobrol-ngobrol dengan panitia. Ternyata para mahasiswa ini ada yang memang sudah jelas bisnisnya loh. Ada yang jual cokelat, ada yang jual kerupuk sampai omset 1M, ada yang punya bisnis eskrim, dan sebagainya. Saya pun tertarik dengan salah satu bisnisnya, dan berniat untuk bantu mengembangkan, karena saya punya rencana yang menarik untuk produknya.

Dapat sertifikat, bisa buat kenang-kenangan

Dapat sertifikat, bisa buat kenang-kenangan

Gak lama saya ngobrol, saya putuskan untuk segera kembali ke Malang. Agak lelah juga karena kurang tidur. Selain itu, karena ada jadwal futsal malamnya, harus segera balik donk. Dengan membawa segenggam perasaan puas bisa sharing, dan juga dua kotak nasi ayam goreng, saya menikmati perjalanan hingga sampai kantor kembali.

Sebagai pimpinan di perusahaan saya, keluar kantor itu terkadang perlu. Bertemu dengan orang-orang baru, sharing tentang ide-ide, mengenali karakter orang lain, dan siapa tahu muncul ide bisnis baru. Kalau saya hanya mendekam di kantor dan mengerjakan hal yang teknis, siapa donk yang akan berpikir strategis?

Selain itu, keluar dari rutinitas bisa jadi meningkatkan lagi motivasi dan semangat untuk berkarya. Buat Anda yang merasa jadi karyawan, ada satu pesan dari Pak Totok tadi, “Bekerja jangan sekedar bekerja, untuk memenuhi target dan perintah. Bekerjalah dengan mindset untuk berkarya, sehingga orang akan mengapresiasi Anda, karena tentu hasil Anda akan jauh lebih baik.”

Teringat juga kata-kata seorang motivator, “Orang sukses itu bukan orang yang bisa bekerja mencapai target, tetapi orang yang bisa melampaui target.”

Terima kasih atas dua sertifikatnya di dua acara UKM Mahasiswa Wirausaha UB

Terima kasih atas dua sertifikatnya di dua acara UKM Mahasiswa Wirausaha UB

10 Comments

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.