• Home
  • /
  • Tag Archives:  Dreams

Lahir Menangis Mendapat Senyuman, Mati Tersenyum Mendapat Tangisan

Beberapa hari yang lalu, ada acara halal-bihalal di RT saya, di Sengkaling, yang diadakan rutin setahun sekali. Biasanya sih saya males datang acara kayak gini, karena isinya cuma bapak-ibu warga doank, jarang yang seumuran. Tapi karena diminta sama ortu, akhirnya saya ikut juga. Ya tahun ini tetep donk, gak ada yang seumuran.

Seperti biasa, di halal-bihalal gini akan ada tausiah singkat. Saya lupa dari mana ustadz-nya, yang pasti dia temen bapak saya. Tausiahnya cukup singkat, tapi ada suatu hal menarik yang perlu dicamkan.

Kerja: Perusahaan Raksasa, atau Perusahaan Kecil yang Mengapresiasi Anda?

Sudah lebih dari setahun saya mencoba menjalankan usaha saya. Berawal dari idealisme pribadi untuk pensiun dini, saya start Mimi Creative dengan total sebagai tim ber-4. Sekitar setahun berlalu, saya mendapatkan rezeki untuk mengembangkan sayap di ranah aplikasi mobile, dengan nama Tomatech Mobile. Dari kedua perusahaan tersebut, saya banyak belajar bagaimana memulai sebuah usaha.

Kali ini saya ingin berpikir sedikit mengenai pilihan hidup dalam hal pekerjaan utama. Dulu saya sempat galau juga dalam memilih pekerjaan saya, sebelum akhirnya saya ikut Asosiasi Manajemen Indonesia cabang Malang, dan teracuni untuk langsung terjun di dunia wirausaha dengan modal tanpa pengalaman. Jadi, meskipun saya ingin membahas bagaimana dampak memilih antara perusahaan raksasa atau perusahaan kecil, bisa jadi saya hanya menjelaskannya secara subyektif, karena saya gak tahu rasanya bekerja di perusahaan raksasa.

Focus!

Bukan karena hyperactive, tapi memang kurang bisa mengatur diri…

Eh, ada kegiatan A. Ikutan yuk?
Eh, ada komunitas baru. Join yuk?
Eh, itu ada kompetisi. Berminat?

Dimulai sekitar 3 sampai 5 tahun yang lalu, kalimat-kalimat di atas membawa saya ke sebuah dunia yang berbeda dari dunia saya sebelumnya. Dari saya yang penuh waktu luang, hingga bisa nge-game sampai pagi, baca komik sepuasnya, dan sebagainya, menjadi manusia penuh kegiatan dan komunitas. Oke, memang saya bisa berkembang dan mengubah saya menjadi lebih baik. Saya pun merasa nyaman, karena saya bisa bereksplorasi sepuas saya.

Miliki Sendiri, atau Berpartner?

Sebuah pilihan, bukan suatu hal yang harus dipersulit.

Sudah beberapa bulan ini saya menjalankan usaha kecil-kecilan di bawah nama Mimi Creative bersama tim yang saya bentuk. Dengan berbekal skill yang membuat kami cukup percaya diri, kami merancang timeline kecil-kecilan selama beberapa bulan ke depan. Dengan memanfaatkan sebuah ruang kecil di rumah saudara saya, kita melangkah dan berhasil bertahan setidaknya selama 3-4 bulanan, dengan nyaman.

Ya, nyaman. Karena kita hidup di situasi yang kita inginkan. Berkreasi sembari mendapatkan pemasukan yang lebih dari cukup, mengembangkan secara perlahan-lahan, serta bersenang-senang bersama. Di benak kita, ini adalah roadmap yang sudah cukup stabil untuk terus dilanjutkan dan dikembangkan. Sedikit demi sedikit, kita mengumpulkan bekal.

Diawali dengan Bismillah

Bukan sekedar mengisi blog yang lagi hiatus

Eh kamu blogger? Alamat blogmu apa?

Pertanyaan di atas agak ngejleb ketika ditanyakan pada waktu seperti sekarang ini, yang mana post terakhir saja tertanggal 19 Februari 2012. Itupun sekedar post pengumuman kalau saya ada artikel di tempat lain. Iya, sudah agak lama emang gak nulis di blog ini karena berbagai alasan. Padahal, dulu saya pernah komitmen untuk minimal nulis 10 post setiap bulannya.

Sempat ditanyain sama temen di twitter, yang request post tentang manajemen waktu. Hah? Gimana mau ngasih wejangan tentang manajemen waktu, kalau saya sendiri belum bisa mengatur waktu dan meluangkannya untuk sekedar memenuhi target 10 post perbulan saya? Tapi saya pikir-pikir kembali, mungkin masalah utamanya bukan pada pengaturan waktunya, tapi pada kemauan untuk meluangkan pikiran untuk menjelajahi imajinasi-imajinasi sebagai bahan membuat post.

Entrepreneur: Tim yang Solid Merupakan Kunci Keberlanjutan

Kenapa bukan kunci keberhasilan?

Menyusun satu demi satu kepingan bersama-sama

Menjalankan suatu usaha sendirian, tentu ada sisi positif dan negatifnya. Di sisi keuntungan, tentu saja pengusaha single fighter akan mendapatkan penghasilan yang sepenuhnya untuk diri sendiri. Seluruh jerih payah yang dikeluarkan semuanya akan kembali ke diri sendiri juga. Keputusan tertinggi perusahaan mutlak ada di tangannya. Bebas, sebebas-bebasnya.

Tetapi, bagaimana dengan hubungan sosial, kebersamaan, serta berbagi beban? Bila terjadi suatu masalah ataupun kerugian, tentu saja pengusaha single fighter harus menanggung beban itu sendirian. Pekerjaan yang bersifat rahasia khusus perusahaan pun, harus dikerjakan sendiri. Seandainya dapat keuntungan pun, perasaan bahagia tertinggi hanya dimiliki sendiri (atau dengan keluarganya).

123