Ya, sekarang saya sudah semester tua..
Lagi di kelas, ngelihat presentasi tugas kuis besar adek-adek angkatan, jadi ngerasa gimana gitu. Iseng-iseng saya membandingkan mereka dengan saya (yang dulu). Wah, mirip juga. Mereka sepertinya all out menghadapi tugasnya. Mereka fokus mengerjakannya, sehingga hasilnya juga patut dibanggakan.
Dulu saya juga seperti itu. Selesai kuliah, karena nggak ada hal lain yang menarik untuk dikerjakan, saya memilih untuk oprek-oprek tugas agar menjadi yang terbaik di kelas. Dengan senang hati dan fokus, saya kerjakan tugas saya. Entah itu tugas individu atau kelompok. Alhasil saya juga merasa puas dengan kerjaan saya, dan benar-benar mengerti kalau disuruh presentasi.
Mungkin itu terjadi karena memang dulu saya nggak banyak kegiatan, isinya cuma kuliah dan organisasi kampus. Selain itu karena memang saya merasa kurang dibandingkan teman lain yang sudah belajar programming waktu SMA, mau nggak mau saya harus berusaha lebih. Dan lagi, namanya semester awal sudah pasti semangat untuk mengikuti kuliah yang diajarkan oleh dosen, terutama kalau memang dosennya memberi tantangan tertentu.
Tapi, sekarang benar-benar berbeda.
Semester tua (baca: delapan) ini, rasanya hampir nggak ada semangat untuk mengerjakan tugas kuliah. Boro-boro skripsi, tugas mata kuliah lain yang biasa pun malas-malasan saya kerjakan. Boro-boro tugas kelompok, tugas individu aja banyak yang terlewat. Kalau baca-baca lagi post saya tentang semester kemarin, rasanya kalau semester ini nggak ada keberuntungan juga, pasti bakal jatuh ini.
Saya coba mengevaluasi diri saya, apa yang menjadi penyebab semua ini. Setelah saya analisis secara sederhana, ternyata masalah utama ada pada waktu. Ya, waktu.
Untuk masalah semangat, nggak kendor kok dibandingkan yang dulu. Tapi dari segi waktu, rasanya banyak berkurang nih. Saking banyaknya kegiatan luar seperti nulis artikel PC Mild dan PC Media, kursus dan klub olahraga, belum lagi kegiatan komunitas atau main-main sama teman, atau kompetisi-kompetisi lainnya, waktu yang saya sediakan untuk kuliah benar-benar berada di urutan terbawah.
Bagi saya sendiri, bukan berarti kegiatan luar kuliah yang saya lakukan adalah membuang-buang waktu. Dari awal aja saya nggak suka kegiatan yang buang-buang waktu. Justru dari kegiatan-kegiatan itulah saya menjadi lebih hidup daripada waktu dulu. Saya bisa punya banyak teman, bisa berbagai keahlian, dan lebih tahu betapa luasnya dunia ini. Saya bersyukur.
Setidaknya, saat ini saya bukan lagi emas dalam tempurung. Saya malah merasa jadi sebuah batu kali di antara ribuan emas yang ada di dunia ini. Adrenalin dan endorfin saya bergejolak untuk segera menjelajahi dunia dan mencoba segalanya. Saya punya pengalaman dan sudut pandang luar biasa yang mungkin nggak ditemukan, atau belum ditemukan, oleh adek-adek angkatan ini. Saya tetap ingin menginspirasi mereka dengan apa yang saya lakukan.
Terlepas dari itu, saya nggak boleh menyalahkan kegiatan-kegiatan itu. Yang salah adalah saya sendiri, karena saya kurang bisa mengatur waktu saya dan memprioritaskan apa yang harus saya lakukan. Saya juga pingin lulus tepat waktu, dengan nilai tetap bagus, dan pemahaman juga nggak setengah-setengah. Kasihan teman sekelompok saya yang jadi pegangan saya. Haha…
2 Comments
slebe machi chan
April 7, 2011 at 11:48 amsetuju π
semangat ya skripsinya,haqqi.
tetap maksimal.
Haqqi
April 7, 2011 at 12:10 pmwokeeeeh… segera dilaksanakan..!!